27 Agustus 2008

Aan Rohanah: Dahulukan Kepentingan Ideologis Ketimbang Bisnis

SUMBER : www.kabarindonesia.com
07-Jul-2008, 15:58:43 WIB

Oleh : Adi Supriadi

KabarIndonesia - Bangkitnya industri perfilman Indonesia beberapa tahun belakangan ini, setelah lama "mati suri" tentu disambut gembira oleh para insan film. Namun sayangnya perkembangan yang cukup pesat di industri perfilman Indonesia, ternyata menghadirkan nuansa pornografi yang cukup kental.


Beberapa film yang beredar di kalangan remaja seperti "Buruan Cium Gue" yang ditarik peredarannya dan film teranyar "Virgin" jelas-jelas menghadirkan nuansa pornografi yang meresahkan banyak orang tua.

Mengetahui hal ini, anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang kini tergabung dalam Komisi X, Aan Rohanah meminta para praktisi film untuk mengedapankan kepentingan ideologis dibandingkan dengan kepentingan bisnis. Karena menurutnya film mencerminkan jatidiri suatu bangsa. "Masyarakat luar akan menilai posisitif atau negatif suatu bangsa dengan menonton film bangsa tersebut".

Kepada Situs Jaksel, Aan mengatakan bahwa untuk menangani masalah pornografi yang mewarnai perfilman Indonesia, dirinya bersama para Aleg di komisi X, telah membahasnya di forum FFI (Festifal Film Indonesia) dan juga dengan Menteri Pariwisata dan Budaya. "Mereka yang paling bertanggung jawab terhadap kebijakan-kebijakan yang bisa membuat masyarakat jadi baik atau buruk" Cetus Aan.

Wanita yang kerapkali mengisi ceramah di berbagai forum ini meminta para tokoh yang berada di dalam Badan Sensor Film untuk berkontribusi dalam perbaikan moral bangsa dengan tidak meloloskan film-film yang jelas berbau pornografi. Terlebih terdapat perwakilan tokoh agama di dalam Badan Sensor Film tersebut.

Aan juga meminta kepada para praktisi budaya dan pariwisata untuk mengokohkan jati diri bangsa Indonesia sebagai orang Timur yang kental dengan adat istiadat dan budaya yang santun. Ia juga meminta agar mereka punya upaya-upaya yang bisa memperkuat ketahanan sosial masyarakat Indonesia terhadap serbuan budaya asing. "Budaya suatu daerah boleh berkembang, tapi tidak berarti merubah moralitas budaya masyarakat tersebut" tegas Aan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar