02 November 2007

Nonformal Butuh Dukungan,Bambang Sudibyo: Pemanfaatannya Terpulang pada Kerelaan Sekolah

(Sekolah Keguruan) Jakarta, kompas - Pendidikan nonformal atau luar sekolah yang diarahkan untuk mendukung pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Karena itu, pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal perlu terus ditingkatkan supaya menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

"Pendidikan nonformal ini dibutuhkan masyarakat, terutama yang marjinal, yang ingin bisa bekerja untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka. Tetapi, untuk sarana dan prasaran sampai tutor yang tersedia masih minim karena kendala anggaran yang terbatas. Dengan kondisi ini seharusnya ada upaya untuk bisa memakai sumber daya yang ada, semisal sarana dan prasarana di SMK," kata Aan Rohanah, anggota Komisi X Bidang Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (16/10) di Jakarta.

Peningkatan kualitas dan kompetensi peserta pendidikan nonformal kini mulai diperhatikan. Menurut Aan, Komisi X DPR meminta pemerintah untuk melakukan terobosan dengan mengharmonisasikan pendidikan nonformal dan formal.

"Pendidikan formal seperti SMK itu kan punya sarana dan prasarana yang bagus, yang jarang dipunyai lembaga-lembaga pendidikan nonformal. Bisa saja kan SMK itu membantu untuk pengembangan pendidikan nonformal, entah di perbengkelan, komputer, dan lain-lain. Cara ini juga bisa semakin meningkatkan kualitas dari pendidikan formal itu sendiri yang memang dibutuhkan untuk pemberdayaan masyarakat miskin secara cepat," ujar Aan.

Dari data Badan Pusat Statistik tahun 2006, pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan mencapai 11.104.693 orang. Pendidikan nonformal menargetkan untuk melayani penduduk dewasa yang menganggur, miskin, dan tidak terampil sebanyak 1,5 juta orang dari tahun 2006-20009.

Kerelaan sekolah

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, peningkatan pendidikan formal dengan memanfaatkan sarana dan prasarana serta pengajar di SMK bisa saja dilakukan. Namun, kebijakan ini tidak bisa diberlakukan secara umum, harus lebih kepada kerelaan sekolah bersangkutan.

Persoalan yang mungkin timbul dari berbagi pemakaian sarana dan prasarana untuk pendidikan kecakapan hidup dengan memakai fasilitas milik SMK perlu dipertimbangkan dengan baik. "Apalagi pendidikan kan sudah menjadi kewenangan daerah. Kebijakan untuk bisa meningkatkan pendidikan nonformal ini, ya, perlu komitmen daerah," katanya.

Ace Suryadi, Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional, mengatakan, harmonisasi pendidikan nonformal dengan pendidikan formal sudah mulai dilakukan sejak tahun lalu. Setidaknya sudah ada 16 SMK dengan pembelajaran agroindustri, otomotif, teknisi, dan operator komputer, perbengkelan (sepeda motor), keterampilan las, serta perikanan yang membantu peningkatan keterampilan peserta pendidikan nonformal.

"Jumlahnya memang masih sedikit. Jika lebih banyak lagi, tentu akan semakin bagus. Tahun depan akan terus ditingkatkan. Keterampilan yang diprogramkan harus benar-benar sesuai kebutuhan pasar kerja," kata Ace Suryadi.

Sumber: Kompas, 17 Oktober 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar