17 Juni 2008

Nilai Rata-rata Ujian Nasional Alami Kenaikan

Ujian nasional menjadi bagian dari pemetaan pendidikan.
SUMBER KORAN TEMPO
SELASA, 17 JUNI 2008
Nasional

JAKARTA -- Nilai rata-rata ujian nasional tingkat sekolah menengah atas naik dibanding tahun ajaran sebelumnya. Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan kenaikan nilai rata-rata ujian nasional itu karena meningkatnya mutu pendidikan. "Departemen Pendidikan tidak pernah mematok persentase dan jumlah siswa yang lulus. Yang penting, nilai rata-rata tujuh, nilai itu sudah diraih tiga tahun berturut-turut," ujar Bambang dalam rapat kerja membahas Program Prioritas dan Pagu Indikatif Departemen Pendidikan Nasional dengan Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat kemarin.

Tahun ajaran 2004/2005, nilai rata-rata ujian nasional sekolah menengah atas adalah 6,5. Angka itu menjadi 7,0 pada tahun ajaran berikutnya. Angka itu terus naik ke 7,16 dan 7,20 pada tahun ajaran 2005/2006 dan 2006/2007. Pada tahun ini, nilai mencapai angka 7,20. Sedangkan untuk sekolah menengah kejuruan, pada tahun ajaran 2004/2005 rata-rata nilai ujian nasional 6,0. Angka itu naik menjadi 6,8 dan kemudian 6,9 dalam dua tahun ajaran. Pada tahun ini nilai mencapai 7,10. Adapun penghitungan nilai rata-rata tingkat sekolah menengah pertama, kata Menteri Bambang, belum selesai. Diharapkan pada Sabtu ini sudah diketahui hasilnya.

Bambang menegaskan, tidak akan memberikan keterangan secara nasional perihal persentase kelulusan ujian nasional SMA dan SMP tahun ajaran 2007/2008. Penjelasan tersebut, kata dia, diserahkan kepada sekolah. Kendati begitu, kata Menteri, tahun ini angka kelulusan di daerah-daerah berfasilitas minim pendidikan cenderung naik. Tapi ia tidak memerinci daerah yang dimaksud.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Mansyur Ramly memperkirakan angka kelulusan pada tahun ini mencapai 91 persen. Angka itu, kata dia, menurun sekitar satu persen dibanding tingkat kelulusan pada tahun ajaran sebelumnya.
Perihal tingkat kelulusan, Cyprianus Aoer, anggota Komisi Pendidikan dari Fraksi PDI Perjuangan, mengatakan Departemen Pendidikan harus memberikan perhatian lebih kepada daerah dengan angka kelulusan rendah. "Daerah dengan nilai terburuk harus mendapat bantuan sarana dan prasarana," ujarnya. Pemerintah juga harus menyiapkan guru-guru berkualitas. Ujian nasional, kata dia, harus dilihat sebagai bagian dari pemetaan pendidikan. Sebab, karakteristik daerah dan kualitas pendidikan di tiap daerah berbeda.

Hal senada dikatakan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Aan Rohanah. Ia meminta pemerintah memberikan perhatian khusus kepada daerah yang memiliki jumlah siswa tidak lulus ujian nasional terbanyak. "Agar mereka bisa mencapai standar pendidikan nasional," ujarnya.

Dari Tangerang, Banten, sebanyak 411 siswa sekolah tingkat menengah atas dan sekolah tingkat menengah kejuruan di Kabupaten Tangerang tidak lulus sekolah. Dengan jumlah itu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Ahmad Suwandi, tingkat kelulusan menurun dibanding tahun lalu, dari 98 persen menjadi 97,98 persen.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum wr.wb
Ibu Aan, saya Risti sekarang sedang melakukan studi s3 di adelaide, australia selatan. Research saya mengenai pendidikan islam di indonesia. Saya sedang mencari data hasil ujian nasional 2004/2005 (tk. SLTP dibagi mjd smp dan mts, serta tk.SMU dibagi mjd SMU dan MA). Melihat tulisan ibu ini, jika sekiranya ibu punya data hasil uan ini mungkin ibu tidak keberatan utk berbagi dengan saya. Link dari puspendik tidak bisa diakses dan saya sudah mencoba menghubungi melalui email tidak ada respon. Saya dapat dihubungi melalui email: rpermani@yahoo.com.au

Terima kasih atas perhatian Ibu, wassalamu'alaikum wr wb

Hormat saya,
Risti

Posting Komentar