18 Juni 2008

UAN SMA Turun Kenaikan Standar Jadi Alasan Persentase Kelulusan

Radar Timika, Senin, 16-06-2008 02:55 (GMT-4)


JAKARTA – Persentase kelulusan ujian nasional (UAN) SMA 2008 diprediksi turun dibanding tahun sebelumnya. Naiknya standar nilai dan bertambahnya jumlah mata pelajaran ditengarai menjadi penyebabnya.

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Depdiknas Suyanto menyatakan, meski Depdiknas belum mendapat data riil tentang persentase penurunan tersebut, tahun ini angka kelulusan diperkirakan turun dua sampai tiga persen. "Lebih rendah dibanding tahun lalu," kata Suyanto kepada Jawa Pos, Sabtu (16/5).

Pengumuman kelulusan UAN SMA serentak diumumkan Sabtu lalu. Hasil kelulusan itu bisa dilihat melalui sekolah atau situs sekolah masing-masing. Khusus untuk DKI Jakarta, hasil kelulusan UAN juga disampaikan melalui pos ke alamat siswa masing-masing.

Berdasarkan laporan Balitbang Depdiknas, di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Jatim, Jateng, dan Kaltim, persentase kelulusan turun. Sedangkan provinsi yang mencatat kenaikan tingkat kelulusan adalah Jabar. "Secara nasional, prediksinya (tingkat kelulusan, Red) pada angka 88 sampai 90 persen," kata Suyanto.

Dia menyatakan, angka tersebut merupakan penurunan dari 2007 yang mencapai 93 persen. Saat itu mata pelajaran IPA mencapai tingkat kelulusan 95,1 persen, IPS 90,7 persen, dan Bahasa 92,1 persen.

"Tahun ini kan ada penambahan mata pelajaran, bisa jadi turun karena itu," kata Suyanto. Selain itu, naiknya standar nilai dari 5,00 menjadi 5,25 dengan tidak ada nilai di bawah 4,25, juga menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa. "Itu tidak apa-apa. Misinya peningkatan (nilai, Red) itu kan juga demi kualitas," lanjut Suyanto. Siswa juga boleh memiliki nilai 4,00, asalkan nilai mata pelajaran lain minimal 6,00.

Untuk mata pelajaran, dari sebelumnya hanya tiga mata pelajaran, tahun ini ditambah menjadi enam mata pelajaran. Tiga mata pelajaran yang diUANkan tahun-tahun sebelumnya adalah bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris. Tahun ini ditambah fisika, biologi, dan kimia (untuk jurusan IPA), serta geografi, sosiologi, dan ekonomi untuk jurusan IPS. Penambahan mata pelajaran itu sempat diprotes sejumlah siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Margani M. Mustar menambahkan, tingkat kelulusan siswa SMA DKI Jakarta pada 2007 mencapai 96,19 persen, tapi tahun ini hanya 92,25 persen. Sedangkan tingkat kelulusan siswa SMK tahun lalu 91,98 persen, tahun ini naik menjadi 93,78 persen. "Jumlah peserta tidak jauh berbeda dibanding tahun lalu," kata Mustar.

Setiap tahun sekitar 2,25 juta siswa tingkat SMA/SMK/MA mengikuti UAN. Adapun peserta UAN tahun ini sekitar 2,26 juta orang. Sesuai pernyataan Badan Standar Nasional Pendidikan, peserta yang tidak lulus bisa mengikuti ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) paket C yang digelar 24-27 Juni mendatang.

Penurunan persentase kelulusan UAN SMA itu disesalkan anggota Komisi X (Pendidikan) DPR. "Sangat disayangkan. Ini ada apa? Pemerintah harus bertanggung jawab. Sebab, masa depan anak dipertaruhkan," ujar Aan Rohanah, anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS.
Menurut Aan, proses ujian nasional harus dievaluasi total sejak dimulai sampai finalisasi hasil. Apalagi, dalam pelaksanaannya ditemukan perilaku negatif pada siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, dan oknum Departemen Pendidikan Nasional.

"Ini harus ditelusuri. Apa penyebab turunnya hasil? Irjen Depdiknas tidak boleh segan-segan memberi sanksi dan pelakunya harus diusut. Dengan demikian, kemurnian hasil UAN terjaga dan mutu pendidikan bisa dibanggakan," tegas anggota DPR asal daerah pemilihan DKI Jakarta itu.
Pengamat pendidikan Dr Seto Mulyadi meminta orang tua siswa melakukan pendampingan psikologis bagi anak-anak yang tidak lulus. "Jika hasilnya memprihatinkan, kejiwaan siswa bisa labil. Itu harus didampingi dan diberi perhatian lebih," katanya.

Psikolog yang juga ketua Komnas Anak itu prihatin setelah melihat pemberitaan di televisi yang menayangkan siswa yang histeris, pingsan, bahkan kesurupan gara-gara tidak lulus UAN. Kak Seto mengatakan, anak didik yang tidak lulus harus segera dipulihkan dari kemungkinan stres berkepanjangan. "Orang tua, guru, dan lingkungan harus ikut menyadarkan bahwa masa depan mereka masih ada. Harapan harus terus dimunculkan," katanya. (bay/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar