Fraksi-PKS Online: Anggota Legislatif Fraksi PKS DPR RI Aan Rohanah meminta agar sistem Ujian Nasional (UN) sebagai standar kelulusan siswa dihapus. Pasalnya apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan UN dan proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri tidak ditercapai.
Demikian disampaikan Anggota Komisi Pendidikan DPR RI Aan Rohanah dalam Talk Show yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah DPR bekerjasama dengan Radio SMART FM di Gedung DPD hari ini, Jumat (25/4).
Menurut Aan pemetaan standar dan kebutuhan sekolah yang menjadi salah satu tujuan diselenggarakannya UN tidak berhasil dilakukan pemerintah. Bahkan pemerintah sendiri cenderung kesulitan untuk memetakannya karena prosentase keberhasilan UN meningkat dari tahun ke tahun meski sebenarnya tidak merata.
"Padahal dengan turun langsung ke lapangan pemetaan tersebut bisa segera didapatkan, karena dengan jelas dapat langsung diketahui sekolah-sekolah man ayang butuh bantuan, mana yang mutunya perlu ditingkatkan dan sebagainya," kata Aan.
Di sisi lain, masih kata Aan, tujuan pendidikan yang tidak semata mencetak intelektualitas siswa menjadi semakin kabur dengan nilai UN yang hanya dipatok pada mata pelajaran tertentu. Akibatnya moral dan budi pekerti menjadi sesuatu yang tidak diprioritaskan lagi dalam pendidikan, jika tidak bisa dikatakan diabaikan. Sebab semua sekolah hanya akan berusaha keras agar bagaimana siswanya bisa lulus pada beberapa mata pelajaran yang di-UN-kan saja seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Terlebih, lanjutnya, pelaksanaan UN bisa dikatakan telah gagal. Bukan hanya ditinjau dari hasilnya yang tidak akurat akibat banyaknya kecurangan, tetapi ditinjau dari sisi penegakkan moralitas bangsa. "Guru sebagai teladan telah rusak dan parahnya rusaknya itu di hari-hari akhir siswa bersekolah. Mereka telah mencontohkan perbuatan yang bertentangan dengan moral," papar Aan menyesalkan. (nisa)
Fpks-dpr.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar